Jumat, 25 Maret 2011

Cara Lain Mengatasi Kegemukan

Masalah kegemukan atau obesitas terus menjadi bahan kajian ilmiah. Tapi, ada
makanan tradisonil yang mampu menurunkan berat badan dengan cepat dan tanpa efek
sampingan sampingan. Yaitu, touchi.

Bermula dari temuan seorang ahli gizi yang meneliti sejenis protein dari kacang-kacangan.
Protein itu telah berhasil diisolasi dan diberi nama phaseolamin. Protein ini diketahui mampu
mengikat dan menghambat kerja enzim amilase sehingga pemecahan pati (karbohidrat)
menjadi komponen yang lebih kecil dapat ditekan. Temuan penting ini menjadi perhatian ahli
gizi, terutama dikaitkan dengan dampaknya terhadap kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.

Dalam Journal of Nutrition (2001) peneliti Jepang tertarik untuk mengamati touchi, yaitu
makanan tradisional yang telah dikonsumsi sejak lama oleh masyarakat China. Touchi dibuat
dari kedelai yang difermentasi dengan mikro-organisme Aspergillus sp.
Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa touchi mampu menghambat kerja enzim glukosidase. Enzim ini
bertanggung jawab dalam pemecahan glukosa pada tahap akhir di usus halus.

Ketika seseorang mengkonsumsi pangan sumber karbohidrat seperti nasi, jagung, umbi-
umbian, dan sagu, maka proses pencernaannya diawali di mulut. Air liur atau Saliva adalah
enzim pertama di mulut yang memulai kerjanya memecah karbohidrat. Enzim berikutnya yang
membantu adalah amilase yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas.

Hasil dari kerja enzim ini terbentuklah karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu oligosakarida
dan disakarida. Maltosa dan sukrosa (disakarida) akan memasuki saluran cerna berikutnya
dan dipecah oleh enzim glukosidase menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa) untuk
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

Dengan kemampuannya menghambat aktivitas glukosidae, maka ekstrak touchi akan
mengurangi laju pencernaan dan penyerapan maltosa dan sukrosa di usus halus sehingga
glukosa darah dan insulin juga tak bakal melonjak tinggi. Mekanisme kontrol terhadap gula
darah sebagaimana ditunjukkan oleh ekstrak touchi ini telah dibuktikan pada hewan
percobaan maupun pada manusia, dan menjadi salah satu alternatif dari upaya terapeutik
bagi orang-orang dengan kadar gula abnormal.

Kombinasi ekstrak dari kidney beans dan kedelai akan menghasilkan carbohydrate blocker
yang lebih efisien karena komponen ini melakukan penghambatan pemecahan karbohidrat
pada dua fase, yaitu fase pemecahan polisakarida menjadi disakarida dan fase disakarida
menjadi monosakarida. Dengan mengurangi laju pemecahan karbohidrat, maka seseorang
akan lebih lama merasa kenyang dan tidak tergoda untuk makan atau ngemil dalam rentang
waktu yang pendek.
Kemampuan carbohydrate blocker untuk mencegah naiknya kadar insulin dapat berdampak
positif bagi kesehatan. Sebagaimana diketahui bahwa deposisi lemak tubuh lebih mudah
terjadi dengan adanya insulin. Insulin sesungguhnya juga akan mengurangi kemampuan
tubuh untuk memetabolisme lemak sehingga lemak menjadi kurang tercerna dengan baik.
Istilah carbohydrate blocker mungkin agak membingungkan. Kalau benar sifatnya memblokir
(blocking), tubuh akan kekurangan karbohidrat sebagai salah satu gizi penting penghasil
energi. Namun, bila kenyataannya hanya menurunkan laju pencernaan karbohidrat, hal ini
yang mungkin diinginkan bagi orang-orang tertentu seperti penderita obesitas.
Dalam uji coba laboratorium diketahui bahwa carbohydrate blocker ada yang mampu
mencegah pemecahan kabohidrat senilai 1.600 kalori. Dalam tubuh manusia yang sistem
kerjanya lebih kompleks diperkirakan karbohidrat akan dihambat pemecahannya hanya
sebesar 500 kalori.
Sistem pencernaan dalam tubuh manusia melibatkan unsur yang beraneka ragam, seperti
enzim-enzim pemecah karbohidrat, lemak maupun protein. Selain itu, orang biasanya
mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan dan bukan hanya karbohidrat. Sekali makan,
seseorang memasukan bermacam-macam gizi maupun non gizi ke dalam tubuh termasuk
serat.
Bagi orang-orang yang sedang mengikuti pengobatan dengan insulin hendaknya tidak
mengkonsumsi carbohydrate blocker karena akan mengurangi efektivitas pengobatan yang
sedang dijalankan. Carbohydrate blocker bertindak seperti senyawa antihiperglisemik.
Pada orang yang sehat pemecahan karbohidrat dapat berjalan dengan normal dan efisien
sampai diperoleh hasil akhir, yakni monosakarida yang kemudian diserap di usus halus.
Keseimbangan konsumsi sehari-hari akan menyebabkan karbohidrat yang telah dipecah ini
dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber energi tubuh.
Namun, sebagian orang terkadang mengkonsumsi karbohidrat terlalu banyak dan ini dijadikan
sebagai pola makan sehari-hari. Pada akhirnya orang-orang yang biasa makan banyak ini
ibarat menabung kalori yang kemudian dikonversi dalam bentuk perlemakan tubuh dan
muncullah masalah kegemukan.
Di zaman modern ini, selera makan semakin dimanjakan. Tanpa pemahaman yang baik
tentang pola makan seimbang, maka makanan akan menjadi pemicu kegemukan dan
mendorong munculnya berbagai penyakit.
Di negara-negara yang sudah makmur, pola makan tak seimbang dicirikan terutama oleh
kontribusi lemak dan gula yang tinggi. Lemak umumnya diperoleh dari pangan hewani dan
produk turunannya yang secara relatif dianggap murah bagi mereka yang hidup
berkecukupan. Pangan tinggi gula (yang sekaligus tinggi kalori) diperoleh dan dikonsumsi
dalam bentuk biskuit, cokelat, es krim, dan produk snack lainnya.
Amerika adalah negara dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sangat baik. Konsumsi
makanan mereka umumnya telah memenuhi bahkan melebihi standar gizi. Itu sebabnya
populasi orang gemuk kini merebak di Amerika.
Orang Amerika mengkonsumsi produk pangan hewani dalam jumlah besar. Mereka bisa
minum susu setiap hari, makan telur 314 butir setiap tahun (catatan: orang Indonesia hanya
makan telur 50 butir setahun), dan banyak makan daging. Kita dengan mudah menjumpai
restoran steak di setiap kota di Amerika. Porsi steak di setiap kota di Amerika. Porsi steak
umumnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan akan protein hewani menurut
kaidah gizi.
Bagi orang Amerika, kegemukan saat ini sudah menjadi masalah serius. Banyak kematian
yang menimpa orang Amerika terkait dengan masalah berat badan. Saat ini 50 persen orang
dewasa di Amerika tergolong dalam kategori overweight/obes.
Kalau dicermati secara lebih teliti, masyarakat Amerika yang mengalami kegemukan saat ini
berjumlah dua kali lipat dibandingkan pada tahun 1960-an. Bahkan, di salah satu negara
bagian sudah ada upaya untuk menambah ukuran peti mati karena peti mati normal sudah
tidak lagi mampu memuat jenazah orang Amerika yang semakin gemuk.
Kita yang hidup di negara sedang berkembang dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi
negara yang semakin makmur hendaknya bercermin dari kesalahan yang dibuat oleh
masyarakat di negara maju dalam hal pola makan. Pemahaman tentang gizi seimbang disertai
dengan aktivitas fisik yang memadai akan menjadi kunci untuk menjadi bangsa yang sehat.
Kegemukan bukan hanya masalah estetika, tetapi telah menjelma menjadi masalah kesehatan
yang serius dan berakibat fatal apabila tidak dihindari. (to/kmp)

Kamis, 17 Maret 2011

Ketombe Pertanda Sedang Stres


Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Rasa gatal dan serpihan putih di baju merupakan hal-hal menjengkelkan bila kulit kepala diserang ketombe. Dan tahukah Anda bahwa ketombe bisa jadi salah satu tanda orang mengalami stres?

Ketombe adalah kondisi kulit yang gatal pada kulit kepala yang berkembang selama proses pertumbuhan normal sel-sel di kulit kepala.

Pada kulit kepala normal, sel-sel lama mati dan mengelupas sekitar setiap bulan dan sel-sel pengganti akan diproduksi dengan cepat. Tapi bila kulit kepala berketombe, sel kulit akan mengelupas sebelum mengalami kematian.

Ada beberapa faktor yang dapat memicu ketombe, salah satu yang jarang disadari adalah stres. Stres yang berulang dapat menyebabkan kelelahan, yang berarti juga dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan tubuh. Perubahan negatif yang dapat tercermin adalah dengan memburuknya ketombe.

Dilansir dari Livestrong, Kamis (30/9/2010), ada dua hal yang dapat menyebabkan ketombe, yaitu faktor internal dan ekstrenal.

Faktor internal seperti stres emosional, ketidakseimbangan hormon, kesehatan yang buruk, kebersihan yang buruk, alergi terhadap susu, coklat, kacang atau kerang, kurang istirahat, konsumsi gula berlebihan, lemak, pati dan predisposisi keturunan.

Sedangkan faktor eksternal antara lain penggunaan semprotan rambut dan gel yang berlebihan, penggunaan produk pewarnaan rambut, penggunaan rol rambut atau curling iron berlebihan, cuaca dingin, panas, jarang mencuci rambut atau bilasan kulit kepala tidak memadai.

Sebagian besar dokter spesialis kulit menyatakan bahwa ketombe dikaitkan dengan jamur kecil yang disebut Pityrosporum ovale atau P. ovale. Jamur ini tinggal di tubuh dan kulit kepala sepanjang waktu, biasanya tanpa menyebabkan masalah. Tapi bagi beberapa orang, jamur ini akan tumbuh di luar kendali dan menyebabkan lebih banyak ketombe.

Untuk dapat mengatasinya, hindari atau segera atasi stres dengan benar. Selain itu, menurut Encyclopedia of Natural Healing oleh Siegfried Gursche, nutrisi juga dapat memainkan peran besar dalam mengendalikan ketombe.

Karbohidrat dan metabolisme asam lemak yang tidak efisien dapat menyebabkan ketombe. Sedangkan solusi alami untuk dapat memerangi ketombe adalah bawang putih, bawang merah dan minyak zaitun, minyak kelapa dan oregano.

Untuk bawang, bisa digunakan dengan memotong bawang mentah segar atau menghaluskannya, kemudian dioleskan pada kulit kepala. Biarkan selama setengah jam dan cuci dengan air bersih secara menyeluruh. Ini akan membantu menyingkirkan ketombe.

Untuk minyak, oleskan setengah cangkir minyak zaitun, minyak kelapa dan minyak oregano pada kulit kepala, kemudian tutup dengan handuk dan biarkan semalaman. Di pagi harinya, bilas rambut dengan campuran air hangat dan air lemon. Hal ini juga efektif untuk mengurangi dan menghilangkan ketombe.

Gejala Stres Bisa Dilihat dari Mulut


Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto:thinkstock)
Jakarta, Jika seseorang mengalami stres berlebihan umumnya akan merasakan sakit kepala. Padahal stres berat bisa ditandai dengan beberapa gejala seperti gangguan kesehatan mulut dan gigi.

Seperti dikutip dari WebMD, Jumat (24/12/2010) stres berat dan kecemasan dapat mempengaruhi kesehatan mulut yang mencakup sariawan, menggeretak gigi, tidak sehatnya mulut dan penyakit gigi serta gusi lainnya.

Sariawan
Sariawan di mulut biasanya ditandai dengan luka berwarna putih kemerahan yang muncul di dalam mulut dan kadang bisa timbul beberapa di tempat yang berbeda. Meskipun para ahli tidak yakin apa penyebabnya, tapi kemungkinan akibat infeksi virus atau bakteri karena ada masalah dalam sistem kekebalan tubuh. Saat seseorang merasa stres atau kelelahan akan membuatnya rentan terkena sariawan karena kekebalan tubuhnya rendah.

Sebagian besar sariawan hilang dalam waktu seminggu hingga 10 hari dan untuk mengurangi iritasi usahakan menghindari makanan pedas, panas atau yang mengandung asam tinggi.

Menggeretak gigi
Secara tidak sadar saat sedang stres seseorang akan mengepalkan dan menggertakkan giginya siang dan malam hari, padahal kegiatan ini adalah salah satu kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan masalah pada sendi temporomandibular (temporomandibular joint/TMJ). Sendi ini terletak di depan telinga yang mana tulang tengkorak dan rahang bawah bertemu.

Kesehatan mulut yang buruk
Berada di bawah tekanan yang ekstrem akan mempengaruhi suasana hati yang bisa membuat seseorang melewati kebiasaan merawat kebersihan mulut dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti ngemil makanan manis.

Jika mulut tidak terawat dengan baik, maka akan mempengaruhi kesehatan mulut dan gigi secara keseluruhan. Kondisi ini bisa mengakibatkan penyakit gusi dan meningkatkan risiko gigi berlubang. Padahal menjaga kebersihan diri dan juga konsumsi makanan sehat bisa membantu menghilangkan stres serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Penyakit gusi

Stres bisa menyebabkan peningkatan plak gigi meskipun hanya berlangsung singkat. Jika terjadi dalam jangka waktu panjang stres ini bisa mendorong risiko perdarahan gusi, radang gusi serta penyakit gusi lainnya yang lebih parah. Selain itu stres bisa menyebabkan depresi, dan menurut studi diketahui pasien depresi memiliki risiko dua kali lebih tinggi mengalami kegagalan pengobatan yang maksimal untuk penyakit gusi.

Lebih dari 66 Persen PSK di Jakarta Sudah Tes HIV

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img
foto: Thinkstock
Jakarta, Salah satu indikator keberhasilan kampanye peduli HIV/AIDS adalah kesadaran kelompok berisiko tinggi untuk memeriksakan diri. Di Jakarta, lebih dari 66 persen pekerja seks komersial (PSK) sudah bersedia melakukan tes HIV dengan sukarela.

Tak hanya itu, 78,3 persen PSK di Jakarta bahkan cukup aktif melibatkan diri dalam upaya pencegahan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Keterlibatan ini diwujudkan dengan inisiatif untuk selalu menggunakan kondom meski kadang kurang disukai pelanggan.

Angka tersebut terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Fentiny Nugroho, PhD dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Secara umum, penelitian ini menyimpulkan bahwa efektivitas program pencegahan HIV di Jakarta cukup baik.

"Efektivitas pencegahan HIV/AIDS melalui KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) mencapai 84 persen. Saya pikir paling bagus di seluruh Indonesia," ungkap Fentiny dalam temu media bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DKI Jakarta di Kafe Oranye, Citywalk, Jakarta, Kamis (17/3/2011).

Penelitian yang dilakukan Fentiny ini melibatkan 150 responden yang diambil secara acak di seluruh Jakarta. Responden antara lain berasal dari kalangan pelajar, remaja putus sekolah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pekerja seks komersial dan pengelola tempat hiburan.

Dari berbagai kalangan tersebut, keterlibatan paling rendah dalam sosialisasi kondom adalah dari tokoh agama yakni 25 persen sementara pelajar juga hanya 33,3 persen. Keterlibatan tokoh masyarakat dalam sosialisi kondom cukup tinggi, yakni mencapai 75 persen.

Dari berbagai media yang dipakai, KIE paling efektif dilakukan melalui tatap muka baik berupa road show
maupun konseling langsung. Sementara itu di antara media non-tatap muka, peneliti menilai leaflet paling efektif sedangkan responden menilai media televisi paling menarik.

Osteomyelitis

(Infeksi Tulang)


Definisi Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah infeksi pada tulang. Osteomyelitis dapat terjadi pada bayi-bayi, anak-anak, dan kaum dewasa. Tipe-tipe yang berbeda dari bakteri-bakteri secara khas mempengaruhi kelompok-kelompok umur yang berbeda. Pada anak-anak, osteomyelitis paling umum terjadi pada ujung-ujung dari tulang-tulang yang panjang dari lengan-lengan dan tungkai-tungkai, mempengaruhi pinggul-pinggul, lutut-lutut, pundak-pundak, dan pergelangan-pergelangan tangan. Pada kaum dewasa, adalah lebih umum pada tulang-tulang dari spine (vertebrae) atau pada pelvis.

Penyebab Osteomyelitis

Ada beberapa cara-cara yang berbeda untuk mengembangkan osteomyelitis. Yang pertama adalah bakteri berpergian melalui aliran darah (bacteremia) dan menyebar ke tulang, menyebabkan infeksi. Ini paling sering terjadi ketika pasien mempunyai infkesi ditempat lain di tubuh, seperti pneumonia atau infeksi sitim kencing (urinary tract infection), yang menyebar melalui darah ke tulang.
Luka yang terbuka diatas tulang dapat menjurus pada osteomyelitis. Patah tulang yang terbuka dimana tulang menusuk melalui kulit juga adalah penyebab yang berpotensi.
Operasi atau suntikan baru-baru ini sekitar tulang dapat juga memaparkan tulang pada bakteri-bakteri dan menjurus pada osteomyelitis.
Pasien-pasien dengan kondisi-kondisi atau mengkonsumsi obat-obat yang memperlemah sistim imun mereka berada pada risiko yang lebih tinggi mengembangkan osteomyelitis. Ini termasuk pasien-pasien dengan kanker, penggunaan steroid yang kronis, penyakit sel sabit, human immunodeficiency virus (HIV), diabetes, hemodialysis, pengguna-pengguna obat intravena, dan kaum tua.

Gejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Dari Osteomyelitis

Gejala-gejala dari osteomyelitis dapat bervariasi sangat besar. Pada anak-anak, osteomyelitis paling sering terjadi lebih cepat. Mereka mengembangkan nyeri atau kepekaan pada tulang yang terpengaruh, dan mereka mungkin mempunyai kesulitan atau ketidakmampuan untuk menggunakan anggota tubuh yang terpengaruh atau membawa beban atau berjalan yang disebabkan oleh nyeri yang parah.
Pada kaum dewasa, gejala-gejala sering berkembang lebih secara berangsur-angsur. Gejala-gejala lain termasuk demam, kedinginan, keiritasian, pembengkakan atau kemerahan diatas tulang yang terpengaruh, kekakuan, dan mual.

Mendiagnosa Osteomyelitis

Diagnosis dari osteomyelitis mulai dengan sejarah medis dan pemeriksaan fisik sepenuhnya. Sewaktu sejarah medis, dokter mungkin menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang infeksi-infeksi baru-baru ini ditempat lain di tubuh, sejarah medis yang lalu, penggunaan obat, dan sejarah medis keluarga.
Pemeriksaan fisik akan mencari area-area kepekaan, kemerahan, pembengkakan, batasan gerakan yang berkurang atau yang menyakitkan, dan luka-luka terbuka.
Dokter anda mungkin kemudian memerintahkan beragam tes-tes untuk membantu mendiagnosa osteomyelitis. Beberapa tes-tes darah dapat digunakan untuk membantu menentukan apakah anda mempunyai infeksi dalam tubuh anda. Ini termasuk complete blood count (CBC), erythrocyte sedimentation rate (ESR), C-reactive protein (CRP), dan pembiakan-pembiakan darah. Tidak satupun dari ini adalah spesifik untuk osteomyelitis namun agaknya mereka dapat menyarankan bahwa mungkin ada beberapa infeksi dakam tubuh.
Studi-studi pencitraan (imaging) mungkin diperoleh dari tulang-tulang yang terlibat. Ini dapat termasuk radiographs (X-rays) sederhana, scans tulang, computed tomography (CT) scans, magnetic resonance imaging (MRIs), dan ultrasounds. Studi-studi pencitraan ini dapat membantu mengidentifikasi perubahan-perubahan pada tulang-tulang yang terjadi dengan osteomyelitis.
Setelah area dari tulang diidentifikasi dengan kemungkinan osteomyelitis, biopsi dari tulang mungkin diperoleh untuk membantu menentukan secara tepat bakteri apa yang terlibat, dan pembiakan dari ini dapat mengindikasikan pilihan yang terbaik untuk perawatan antibiotik.

Perawatan Untuk Osteomyelitis

Pada banyak kasus-kasus, osteomyelitis dapat dirawat secara efektif dengan antibiotik-antibiotik dan obat-obat nyeri. Jika biopsi diperoleh, ini dapat membantu memandu pilihan dari antibiotik yang terbaik. Pada beberapa kasus-kasus, area yang terpengaruh akan dilumpuhkan dengan brace untuk mengurangi nyeri dan mempercepat perawatan.
Adakalanya, operasi mungkin diperlukan. Jika ada area dari bakteri yang dilokalisir (nanah), ini mungkin perlu dibuka, dibersihkan, dan dialirkan. Jika ada jaringan lunak atau tulang yang rusak, ini mungkin perlu dikeluarkan. Jika tulang perlu dikeluarkan, ia mungkin perlu diganti dengan cangkokan tulang atau distabilkan selama operasi.

Prognosis (Ramalan) Untuk Osteomyelitis

Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat, prognosis untuk osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama pada diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang atau jaringan lunak sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit yang permanen. Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya tanpa komplikasi-komplikasi yang berkepanjangan.